Profil Desa Tanjunganom

Ketahui informasi secara rinci Desa Tanjunganom mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tanjunganom

Tentang Kami

Desa Tanjunganom di Kepil, Wonosobo, merupakan lumbung agribisnis yang tangguh, bertumpu pada komoditas unggulan salak, cengkeh, dan kayu. Desa ini juga menjadi pusat kebudayaan yang hidup dengan aktifnya grup kesenian Kuda Kepang "Wahyu Turonggo Seto".

  • Kekuatan Ekonomi Agraris Tiga Pilar

    Perekonomian Desa Tanjunganom ditopang oleh tiga komoditas utama yang beragam, yaitu Salak Pondoh, cengkeh, dan kayu, yang menciptakan fondasi ekonomi yang stabil dan berdaya tahan.

  • Pelestari Seni Tradisi Kuda Kepang

    Desa ini menjadi basis bagi grup kesenian "Kuda Kepang Wahyu Turonggo Seto", menunjukkan komitmen masyarakat dalam merawat dan meregenerasi warisan budaya leluhur.

  • Modal Sosial dan Komunitas yang Solid

    Kehidupan masyarakat diwarnai oleh semangat gotong royong yang tinggi, terbukti melalui berbagai kegiatan komunal seperti kerja bakti perbaikan jalan dan perayaan tradisi desa.

XM Broker

Jauh dari hiruk pikuk destinasi wisata utama, Desa Tanjunganom di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, memancarkan pesona ketenangan dan produktivitas sebuah desa agraris sejati. Kekuatan desa ini tidak terletak pada objek wisata yang viral, melainkan pada urat nadi kehidupannya yang berakar kuat di tanah yang subur. Sebagai lumbung bagi tiga komoditas andalan—salak, cengkeh dan kayu—Tanjunganom menampilkan potret ketahanan ekonomi yang impresif. Di tengah kesibukan mengolah lahan, masyarakatnya tetap setia merawat jiwa kebudayaan mereka melalui alunan musik dan gerak tari Kuda Kepang, menjadikannya sebuah komunitas yang seimbang antara kerja keras dan kecintaan pada tradisi.

Geografi dan Demografi Desa Tanjunganom

Secara geografis, Desa Tanjunganom berlokasi di kawasan perbukitan Kecamatan Kepil, sebuah lanskap yang ideal untuk pengembangan berbagai jenis tanaman perkebunan. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Kepil Dalam Angka 2023", Desa Tanjunganom memiliki luas wilayah sebesar 3,17 km² atau setara dengan 317 hektare. Lahan yang luas ini dikelola secara intensif oleh masyarakat menjadi perkebunan produktif yang menjadi tulang punggung perekonomian.Adapun batas-batas wilayah administratif Desa Tanjunganom, yang menjadikannya terhubung dengan desa-desa tetangga dalam sebuah ekosistem sosial dan ekonomi, belum tercatat secara rinci dalam data publik. Namun posisinya di dalam Kecamatan Kepil membuatnya menjadi bagian integral dari jalur distribusi hasil pertanian di wilayah Wonosobo bagian selatan.Pada akhir tahun 2022, BPS mencatat jumlah penduduk Desa Tanjunganom sebanyak 3.456 jiwa, yang tersebar di 6 dusun. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.090 jiwa per kilometer persegi. Populasi yang besar ini merupakan aset sumber daya manusia yang vital, menjadi tenaga penggerak utama di sektor pertanian dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Urat Nadi Agraris: Triumvirat Salak, Cengkeh, dan Kayu

Kekuatan ekonomi Desa Tanjunganom dibangun di atas tiga pilar agribisnis yang solid, yang oleh masyarakat setempat sering disebut sebagai "emas coklat, emas hijau, dan emas kuning". Triumvirat komoditas ini ialah Salak Pondoh, kayu, dan cengkeh, yang masing-masing memberikan kontribusi unik terhadap stabilitas ekonomi desa.Salak Pondoh menjadi penopang pendapatan rutin. Hampir setiap jengkal lahan pekarangan dan kebun diisi oleh tanaman salak. Buahnya yang manis dan renyah memiliki permintaan pasar yang stabil, memberikan arus kas reguler bagi para petani sepanjang tahun. Aktivitas panen dan penjualan salak menjadi pemandangan harian yang menggerakkan roda ekonomi mikro di tingkat dusun.Kayu, terutama jenis albasia dan jati, berfungsi sebagai "tabungan" atau investasi jangka panjang bagi masyarakat. Pohon-pohon ini ditanam di tepi kebun atau di lahan khusus dan baru akan dipanen setelah bertahun-tahun. Hasil penjualan kayu biasanya digunakan untuk kebutuhan besar seperti membangun rumah, biaya pendidikan anak, atau modal usaha.Cengkeh melengkapi portofolio ini sebagai komoditas bernilai tinggi dengan siklus panen musiman. Saat musim panen tiba, aroma khas cengkeh yang dijemur akan tercium di seluruh penjuru desa. Harga cengkeh yang cenderung tinggi menjadikannya sumber pendapatan bonus yang signifikan, sering kali ditunggu-tunggu untuk mendanai perayaan hari besar atau kebutuhan sekunder lainnya. Diversifikasi tiga komoditas ini menciptakan model ekonomi pedesaan yang tangguh dan tidak bergantung pada satu sumber pendapatan saja.

Denyut Kebudayaan: Geliat Kuda Kepang Wahyu Turonggo Seto

Di tengah fokus pada pertanian, masyarakat Desa Tanjunganom tidak melupakan pentingnya merawat identitas budaya. Desa ini menjadi rumah bagi grup kesenian tradisional yang aktif dan bersemangat, yaitu Kuda Kepang "Wahyu Turonggo Seto". Grup seni ini menjadi wadah bagi para pemuda dan sesepuh untuk melestarikan salah satu tarian rakyat paling ikonik di Jawa.Grup Wahyu Turonggo Seto bukan sekadar kelompok pertunjukan, melainkan juga sebuah simbol kebersamaan dan kebanggaan desa. Mereka secara rutin mengadakan latihan untuk mempertajam gerak tari dan harmonisasi musik gamelan yang mengiringinya. Penampilan mereka selalu menjadi acara yang ditunggu-tunggu dalam berbagai perhelatan desa, mulai dari acara syukuran, perayaan kemerdekaan, hingga festival budaya.Keberadaan grup kesenian ini memiliki peran ganda. Di satu sisi, ia menjaga agar warisan budaya leluhur tidak punah tergerus zaman. Di sisi lain, ia menjadi sarana rekreasi dan interaksi sosial yang mempererat ikatan antarwarga. Regenerasi anggota yang terus berjalan memastikan bahwa semangat dan keindahan tari Kuda Kepang akan terus hidup dan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya di Tanjunganom.

Pembangunan Desa dan Semangat Komunitas

Pembangunan di Desa Tanjunganom berjalan seirama dengan semangat gotong royong masyarakatnya yang masih sangat kental. Berbagai proyek infrastruktur, terutama yang berkaitan dengan peningkatan akses pertanian, sering kali dikerjakan melalui kerja bakti. Warga desa secara sukarela turun tangan untuk memperbaiki jalan usaha tani, membersihkan saluran irigasi, atau membangun fasilitas umum lainnya.Pemerintah Desa (Pemdes) memegang peran sebagai fasilitator dan koordinator, mengarahkan alokasi Dana Desa untuk program-program yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Selain pembangunan fisik, kegiatan-kegiatan yang bersifat memperkuat kohesi sosial juga rutin digelar, seperti pengajian akbar dan perayaan merti dusun, yang menjadi ajang silaturahmi seluruh warga.Ke depan, Desa Tanjunganom memiliki potensi untuk mengembangkan agrowisata rintisan. Kebun salak dan cengkeh yang terhampar luas menawarkan pemandangan yang indah dan pengalaman edukatif bagi pengunjung. Konsep wisata petik buah atau tur kebun rempah bisa menjadi inovasi untuk menciptakan sumber pendapatan baru tanpa harus meninggalkan identitas utama desa sebagai lumbung agraris. Dengan modal sosial yang kuat dan fondasi ekonomi yang tangguh, Desa Tanjunganom siap untuk terus tumbuh dan berkembang secara mandiri.